Selasa, 27 Januari 2009

Hati Nurani dan akal pikiran

Hati Nurani dan Akal pikiran

Hmmmhh….ngomong-ngomong soal membatasi ‘rasa’, jadi teringat akan film Laskar Pelangi, saat Ikal merasakan kesedihan saat ditinggal oleh Aling, kemudian sebagai sahabat, Mahar mengingatkan agar tidak terlalu larut dalam Asmara…..

Mari menyusun seroja bunga seroja
Hiasan sanggul remaja puteri remaja
Rupa yang elok dimanja jangan dimanja
Pujalah ia sekadar sekadar saja

……………………

Jangan kau percaya asmara
Dengan asmara
…………………….

Marilah kita bersama
Menghindar dosa
Marilah kita bersama
Membela agama

Pujalah ia sekadar saja….jangan kau percaya asmara, lebih baik menghindar dosa dan bersama membela agama. Masih soal asmara, sebait syair dari Restu Bumi yang dinyanyikan oleh DEWA 19, “seorang bijak kan memahami, cinta bukan dicari…..diraih, cinta pun hadir sendiri…”

Hmmmm…..Orang yang bijak pastinya mampu menjaga keseimbangan hati nurani dan akal pikiran, memahami bahwa cinta bukan dicari tapi cinta akan hadir sendiri, mungkin seperti benih yang ditebar pada lahan kosong, apabila lahan itu sesuai untuk si benih, maka benih itu akan tumbuh kuat, kokoh dan subur serta dapat menghasilkan daun yang rindang dan buah yang dapat dinikmati oleh siapapun yang berteduh dibawah rindangnya, namun jika lahan itu tidak cocok untuk benih yang ditebarkan, maka benih tetaplah benih yang tidak menghasilkan apa-apa. Tidak perlu di beri pupuk atau disiram, apalagi di kawin silang atau dibonsai agar mendapatkan hasil yang memuaskan dan tampilan yang indah….Semua itu tidak perlu, biarkan tumbuh secara alami….biarkan tumbuh atas kehendak Illahi.

Tidak ada komentar: